Kendaraan Berat Disiagakan di Zona Merah Bencana
SUKABUMI - Dua puluh lebih kendaraan berat, Rabu (13/1/2016)
disiagakan Balai Pengelolaan Jalan Wilayah II (BPJP) Dinas Bina Marga Provinsi
Jawa Barat. Penyiagaan kendaraan berat di sejumlah ruas jalan yang berada di
zona merah untuk mengantisipasi bencana tanah longsor.
Penyiagaan kendaraan berat seiring bencana tanah longsor di
wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, telah memporak-porandakan 10 persen dari
300 Km ruas jalan pemprov Jabar. Bencana tidak hanya memicu jalan ambles karena
tergerus tanah longsor, tapi timbunan material tanah disertai batu dari tebing
telah merusak jalan. Untuk mengantisipasi timbunan material tanah dan batu
menimbun jalan, telah dikerahkan kendaraan berat di seluruh ruas jalan.
Termasuk penyiagakan tiga belas unit loader dan 12 unit dump truk pengakut
material tanah longsor.
“Begitupun ratusan personel siaga darurat telah disebar di
zona-zona rawan bencanala alam. Setiap waktu mereka akan bergerak menyingkirkan
material tanah longsor,” kata Kepala Seksi Pembangunan Balai Pengelolaan Jalan
Wilayah Pelayanan II Sukabumi, Bina Marga Propinsi Jawa Barat, Ruhiyat, seperti
diberitakan Pikiran Rakyat, Rabu (13/1/2016).
Kendaraan penyingkir material tanah dan batu, kata Ruhiyat
tidak hanya dikonsentrasikan di sekitar Sukabumi bagian selatan. Tetapi
kendaraan berat disigakan di ruas jalan milik provinsi Jabar yang berada di
perbatasan Sukabumi-Bayah Pemprov Banten. “Begitupun di ruas jalan Sukabumi
bagian utara disiagakan kendaraan serupa,” ujarnya.
BPJB telah menginventarisir terdapat belasan titik rawan
bencana yang kini diwaspadai. Titik bencana berada dibawah bukit yang
dikhawatirkan dapat menerjang dan mengganggu aktivitas para pengguna kendaraan.
“Secara potensi, sebetulnya hampir semua titik ruas jalan provinsi di Sukabumi
itu relatif rawan bencana,” ucap Ruhiyat.
Ruhiyat mengatakan potensi bencana terjadinya masa transisi
dari musim kemarau ke musim hujan, relative sangat tinggi. Terlebih, saat musim
kemarau kondisi tanah banyak mengalami keretakan, sehingga kontur tanah menjadi
labil.
“Potensi di sekitar kawasan perbuktian yang digunduli karena
akan digunakan cocok tanam, tengah diwaspadai. Seiring hujan, tanahnya terbawa
air hingga menutupi saluran air dan gorong-gorong menambah potensi semakin
tinggi. Kondisi seperti ini yang kami antisipasi,” tambahnya. Red*/Ahmad
Rayadie/A-147)***
Post a Comment